RESUME VLC MODULATOR DAN MULTIPLEXER OPTIK









TUGAS RESUME

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Optik Lanjut


Oleh:

NOVIA INDRAWATI
1101168518


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

 2017

1.                  VLC (VISIBLE LIGHT COMMUNICATION)

1.1    Latar Belakang Hadirnya Teknologi VLC
Seperti yang telah diketahui bahwa informasi pada zaman sekarang sangatlah mudah didapatkan. Salah satu media penyampaian informasi yang paling banyak digunakan dan sedang berkembang saat ini adalah penggunaan spectrum radio frekuensi atau disebut juga dengan wireless menggunakan elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dinilai sangat efektif sebagai media penyampaian informasi namun dalam beberapa hal banyak kekurangan dari media tersebut, diantaranya adalah alokasi frekuensi yang digunakan untuk aplikasi sangatlah terbatas, selain itu mahalnya izin biaya penggunaan frekuensi di Indonesia dan timbulnya masalah pada kabin pesawat, rumah sakit, SPBU dan lain lain dimana tempat tersebut tidak diperbolehkan adanya gelombang elektromagnetik karena dapat merusak peralatan yang ada padahal untuk tempat-tempat tersebut sangatlah diperlukan media gelomang elektromagnetik untuk memperlancar penyampaian informasi. Dari beberapa kekurangan tersebut, salah satu cara yang dapat memecahkannya yaitu dengan penggunaan media transmisi berupa cahaya yang disebut dengan teknologi VLC (Visible Light Communication).

1.2    Pengertian Cahaya Tampak (Visible Light)
Cahaya tampak adalah suatu nama cahaya yang dapat dilihat mata manusia ketika semua warna yang membentuk spektrum cahaya tampak terdiri dari merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, dan cahaya ungu, dan warna-warna ini dikombinasikan (digabung jadi satu) sehingga terbentuklah cahaya putih. Ketika kita melewatkan cahaya putih (sinar) melalui prisma, maka cahaya tersebut terpecah menjadi warna tersendiri dari spektrum cahaya tampak. Umumnya cahaya putih hanya disebut sebagai "cahaya" saja atau "cahaya tampak," dan cahaya inilah yang membuat mata kita bisa melihat alam sekitar. Sumber cahaya putih alami yaitu Matahari dan bintang-bintang, sedangkan yang buatan yaitu lampu hemat energi atau lampu-lampu yang bersinar putih.[1]
Visible Light Communication (VLC) adalah  media komunikasi data menggunakan cahaya tampak antara 400 THz (375nm) sampai 800 THz (780 nm).  Teknologi komunikasi ini memanfaatkan sumber cahaya yaitu LED sebagai transmitter, cahaya sebagai media transmisi, dan photodioda sebagai receiver. [2]
Dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa VLC adalah teknologi yang menggunakan kemampuan LED (Light Emitting Diode) yang termasuk ke dalam cahaya tampak sebagai media transmisi untuk penyampaian informasi. VLC ini termasuk ke dalam teknologi Li-Fi (Light fidelity). Light Fidelity adalah teknologi yang menggunakan sumber cahaya sebagai media transmisi . Jenis dari Light Fidelity ada dua macam yaitu VLC dan FSO.  
VLC pada saat ini menjadi perbincangan hangat dan mengalami perkembangan yang cukup pesat karena LED telah lama digunakan dalam sistem komunikasi serat optik sebagai light source selain laser. Dengan menganalisis karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh LED serta kemampuannya sebagai sumber transmisi dalam sistem komunikasi optik, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya LED yang digunakan di ruangan bisa menghantarkan informasi, dalam hal ini adalah informasi. Teknologi dengan memanfaatkan LED ini yang juga dikenal dengan sistem Visible Light Communication (VLC) tentu akan sangat bermanfaat jika dapat diimplementasikan karena akan meningkatkan efisiensi penggunaan teknologi.

Gambar 1. Cahaya Tampak

1.3    Kelebihan dan Kekurangan dari VLC
§  Kelebihan dari VLC
Adapun kelebihan yang dimiliki VLC antara lain :
1.    Memiliki kecepatan data atau bit rate berkali-kali lipat dibandingkan Wi-Fi. Dikutip dari BBC, hasil pengujian laboratorium secara teori membuktikan bila kecepatan Li-Fi (Termasuk VLC)  bisa mencapai 224Gbps. Pengujian dilakukan di dalam sebuah kantor, yang memungkinkan para pekerja untuk mengakses internet, dan di sebuah ruang industrial yang menyediakan lampu-lampu pintar. Deepak Solanik, CEO dari Velmenni mengungkapkan bahwa teknologi Li-Fi akan mulai digunakan dalam 3 sampai 4 tahun ke depan.[3]
2.    Tingkat keamanan VLC lebih baik. Hal ini dikarenakan cahaya tidak bisa menembus dinding, maka dari itu dapat terhindar dari serangan spoofing.
3.    Tidak mengganggu sinyal radio. Hal ini sangatlah bermanfaat untuk tempat-tempat yang sangat memiliki peralatan yang sensitive terhadap gelomang elektromagnetik seperti pada kabin pesawat, rumah sakit dan SPBU.
4.    Teknologi ini   dapat digunakan untuk mengontrol kondisi lalu lintas dengan menempatkan teknologi baru ini ke LED mobil.

§  Kelemahan dan Tantangan dari VLC
1.    Cahaya yang tidak bisa menembus dinding menjadi suatu kelemahan pula, yang menyebabkan cakupan luas yang dapat mengakses cahaya tersebut sempit hanya sebatas satu ruangan saja.
2.    Masih belum bisa diaplikasikan pada di luar ruangan, karena sifat dari teknologi ini adalah rentan atau sinyal akan mengalami interferensi terhadap sinar matahari (cahaya yang lebih terang dibandingkan dengan LED), asap dan kabut.
3.      Membutuhkan Line Of Sight (LOS). VLC yang diterapkan secara base station pada langit-langit ruangan ini membutuhkan direct line of sight yang sempurna untuk mengirimkan data. Direct line ini harus dilengkapi receiver khusus, yaitu koneksi photodiode. Selain itu, perangkat tujuan tidak boleh dipindah-pindahkan. Selain itu tantangan berat lainnya yaitu cara mengirimkan kembali data ke pemancar secara optimal.

1.4              Komponen Utama pada VLC
1.4.1   LED (Ligt Emitting Diode)
LED adalah sebuah komponen elektronika yang berupa dioda yang dapat  memancarkan cahaya apabila mendapat arus listrik. LED digunakan dalam teknologi VLC karena teknologi VLC menghasilkan pencahayaan dengan level sangat tinggi yang mana LED merupakan sumber cahaya semikonduktor yang dapat memperkuat intensitas cahaya dan perpindahan atau kedipan yang begitu cepat dengan memodulasi ribuan sinyal yang tidak terlihat oleh manusia. LED ini digunakan pada sistem transceiver.
1.4.2        Photodioda
Sensor Photodioda adalah sebuah dioda semikonduktor yang berfungsi sebagai pendeteksi cahaya, bekerja bedasarkan cahaya yang diterima dari LED. Besarnya tegangan atau arus listrik yang dihasilkan oleh photodioda tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh LED. Photodioda digunakan pada sistem receiver.
1.4.3        Amplifier
Rangkaian komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari inputnya menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar (daya lebih besar) di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain.
1.4.4        Block Transmitter
Block transmitter pada Visible Light Cmmunication berguna untuk mengirim informasi dari user satu ke user lainnya  Proses yang terjadi di bagian transmiter ini untuk mengubah informasi yang dikirim berasal dari suara, teks, gambar, dan video yang kemudian dirubah menjadi sandi-sandi yang akan dikirim melalui LED menggunakan media cahaya. Dimana di LED mendapat catuan, dan sebelum informasi dikirim ada proses penguatan oleh amplifier agar informasi dapat sampai ke receiver. Pada saat mengirimkan sinyal berupa cahaya, LED memancarkan cahaya sesuai sinyal inputnya.
1.4.5        Block Receiver
Block Receiver pada Visible Light Cmmunication berguna untuk menerima informasi dari user yang mengirim informasi. Proses yang terjadi di bagian receiver ini untuk mengubah informasi yang diterima oleh bagian penerima lalu akan dirrubah menjadi suara, teks, gambar, dan video tergantung dari informasi data yang dikirim dari transmitter. Pada bagian receiver terdapat beberapa bagian, yaitu berupa Photodioda untuk menerima data berupa cahaya yang akan dirubah menjadi sinyal elektrik, serta bagian blok amplifier.

1.5    Cara Kerja VLC
Cara kerja sederhana dari teknologi VLC seperti yang ditunjukkan pada Gambar.2 yaitu sebuah alat bernama Lamp Driver akan mengkonversi data digital ke lampu LED pintar tersebut. Sementara penerima nantinya akan dilengkapi alat photo-detector untuk mengkonversi cahaya menjadi cahaya digital yang akan dibaca oleh komputer.

Gambar.2 Cara Kerja dari VLC. [3]

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar.3, yaitu cara kerja dan blok diagram dari VLC. Dimana data yang bisa dikirimkan adalah data digital, jadi jika input data adalah data analog maka sebelumnya harus di konversi terlebih dahulu dari analog menjadi digital dengan menggunakan Analog to Digital Converter (ADC), data digital yang masuk akan diolah oleh LED control yang mengubah dari sinyal listrik menjadi sinyal cahaya yang kemudian di control lalu selanjutnya akan masuk ke LED, dari LED data akan ditransmisikan berupa cahaya yang harus line of sight dengan receiver nya. Pada sisi receiver cahaya diubah menjadi sinyal listrik oleh photodioda dimana pada alat ini mempunyai filter yang berfungsi untuk mengurangi noise yang ada, selanjutnya informasi tersebut di konversi kembali ke data analog dengan menggunakan Digital to Analog Converter (DAC).
Gambar 3. Blok Diagram Sistem Kerja VLC. [3]


1.6    Alasan Mengapa VLC Memiliki Bitrate yang Tinggi.
Lalu bagaimana VLC bisa mentransmisikan data yang lebih besar dibandingkan Wi-Fi? karena jenis LED yang merupakan semikonduktor punya sifat berbeda dari jenis lampu lain. Dengan sifat dan ciri-ciri seperti ini membuat LED mampu untuk beralih on dan off dalam beberapa nanodetik atau miliar detik.
Nanodetik ini jika dikonversikan dalam kecepatan data setara dengan 1 Gbits/s. Maka dari itu saat Wi-Fi hanya bisa mencapai 100 Mbits/s kecepatan data maka ini artinya Li-Fi memiliki kecepatan 10 kali lebih cepat dari Wi-Fi.
Bila melihat teori spektrum lampu cahaya terlihat, kemampuanya 10.000 lebih besar dibandingkan spektrum gelombang radio yang digunakan pada Wi-Fi.
Gambar 4.Infra red VS Visible Light. [3]

Contoh sederhana yang bisa dirasakan sekarang adalah cahaya infra-merah tak terlihat pada remot TV mampu mentransmisikan data kurang dari 1.000 bps. Sedangkan lampu LED pintar masa kini (visble light) mampu mentransmisikan data yang lebih dari cukup untuk membuat koneksi yang stabil, tapi tetap terlihat seperti cahaya lampu pada umumnya.

1.7    Jarak Maksimum VLC
Data rate VLC tergantung pada LED modulasi bandwidth dan standardisasi spesifikasi lapisan fisik belum dipublikasikan. Beberapa penelitian telah mencapai sekitar 20 Mb/s. Karena LED resonansi-rongga menunjukkan modulasi bandwidth yang> 100 Mb/s, diharapkan bahwa sistem VLC dengan> 100 Mb / s data laju dimungkinkan dengan menggunakan LED kecepatan tinggi dan teknik multiplexing yang tepat. Jarak transmisi untuk VLC adalah mungkin hingga beberapa meter karena kebutuhan pencahayaan nya. Karena komunikasi inframerah digunakan untuk remote kontrol, jarak maksimum adalah ~ 3 meter. [4]

2.                  Modulator Optik

Dalam teknologi VLC pastilah membutuhkan sebuah modulator, dimana modulator sendiri memiliki fungsi untuk memodulasi cahaya dengan cara mengubah-ubah amplitude, frekuensi, fasa, atau intensitas cahaya sehingga mampu membawa sinyal info. Berdasarkan tempat terjadinya modulasi, ada 2 macam modulasi optik, sehingga dengan sendirinya ada 2 macam modulator, yaitu modulator internal (internal modulator) dan modulator eksternal (external modulator). Modulator internal memodulasi cahaya di dalam perangkat sumber cahayanya, sedangkan modulator eksternal memodulasi cahaya di luar perangkat sumber cahayanya. Berdasarkan interaksi antara sinyal masukan dengan media interaksi optik, maka terdapat tiga jenis modulator ekstern yaitu elektro-optik, magneto-optik, dan akusto-optik.




2.1    Keunggulan Modulator Optik
§ Teknik modulasi optik mempunyai beberapa  kelebihan dibandingkan teknik modulasi  konvensional yang menggunakan sinyal elektrik sebagai sinyal pembawa informasi.
§ Selain, ketahanannya terhadap derau yang sangat tinggi karena sinyal tidak dapat  dipengaruhi oleh medan elektromagnetik,  kecepatan pengiriman sinyal atau  bitrate yang  mencapai ratusan gigabit per detik juga menjadi keunggulan tersendiri.

2.2    Klasifikasi Modulator Optik
Secara umum, modulator optik dibagi menjadi eksternal modulator dan internal modulator.
2.2.1. Eksternal Modulation
Eksternal modulator berfungsi untuk memodulasi cahaya di luar perangkat sumber cahayanya. Pada alat ini Modulasi dan light generation terpisah. Selain itu alat ini menawarkan bandwith yang lebar hingga 60 GHz, namun untuk implementasinya memiliki rangkaian yang kompleks dan mahal.
A. Modulator Elektro-Optik
Modulator eksternal elektro-optik adalah modulator yang memanfaatkan interaksi sinyal elektrik dengan media interaksi. Interaksi yang terjadi pada elektro-optik ini adalah terjadinya perubahan indek bias media interaksi akibat pengaruh medan elektrik yang diberikan kepada media interaksi tersebut. Jika medan elektrik diberikan kepada media interaksi optik maka distribusi elektron pada media interaksi akan terdistorsi dan terpolarisasi sehingga menyebabkan indeks bias media interaksi berubah secara isotropik sehingga akan mengubah karakteristik pandu gelombang optik atau karakteristik media interaksi. Dengan berubahnya karakteristik tersebut maka mode perambatan berkas akan berubah baik berupa perubahan fasa ataupun panjang gelombang. Pengaruh medan elektrik pada perubahan indeks bias media interaksi menghasilkan dua macam interaksi elektro-optik yaitu : Efek Pockels yang merupakan efek linier elektro-optik pada media interaksi zat padat. Efek Kerr yang merupakan efek kuadrat elektro-optik pada media interaksi yang umumnya berupa zat cair.


a. Modulator Mach Zehnder
Mach Zehnder merupakan jenis modulator eksternal elektro-optik, modulator ini bekerja mempengaruhi berkas cahaya yang melintas dengan menggunakan medan elektromagnetik tertentu yang dihasilkan oleh pulsa-pulsa listrik. Atau dengan kata lain modulator ini bekerja berdasarkan prinsip perpaduan (interfering) dua berkas cahaya koheren yang menghasilkan pola garis-garis cahaya (fringe) sesuai dengan besarnya beda fasa antara dua berkas cahaya tadi. Gambar dibawah adalah skema dasar Interferometer Mach Zehnder. Pada gambar tersebut nampak jelas cara kerja alat jika dilihat dari arah rambatan cahayanya

Gambar 4. Interface Mach Zehnder

Keterangan :
S = sumber berkas
P = titik fokus lensa L2
W1,W2,W3 =  muka gelombang optik
L1 dan L2 = lensa kolimator
D1 dan D2 =  media semi pantul
M1 dan M2 = cermin pemantul

Perbedaan fasa yang terjadi bisa disebabkan dua hal, yaitu perbedaan fasa karena pemantulan atau perbedaan karena lintasan. Pada kasus ini perbedaan fasa yang ditimbulkan disebabkan karena perbedaan lintasan yang ditempuh kedua berkas sinar. Perbedaan fasa akibat pantulan tidak terjadi di sini, karena terjadinya pantulan pada masing-masing berkas sinar sama, yaitu tiap berkas sama-sama mengalami dua kali pemantulan. Beda fasa antara dua berkas cahaya pada titik P dapat dinyatakan dalam persamaan beda phasa (a) dibawah ini :

dimana :
h =  adalah selisih jarak antara dua berkas cahaya dalam interferometer.
N =  adalah indeks bias medium perambatan optik.

Pada titik P, tempat bertemunya dua berkas cahaya tadi, akan terjadi pola dengan titik pusat (fringe) terang jika :
dan fringe gelap jika :
Bila diturunkan rumus beda fasa di atas, maka akan diperoleh :

Dari penurunan persamaan di atas, seperti yang ditunjukkan oleh persamaan beda fasa (a) terlihat bahwa perubahan fasa tergantung pada perubahan indeks bias n dan perubahan jarak h akibat pergeseran posisi keempat komponen optik yaitu L1, L2, M1, M2. Perubahan fasa tersebut berbanding lurus dengan perubahan kedua parameter tadi. Selain itu, muncul konstanta yang membuat beda fasa tidak menjadi nol bila tidak ada perubahan indeks bias atau perubahan jarak lintasan. Sedangkan pada persamaan beda fasa b menunjukkan pengaruh jarak dalam perubahan fasa dan persamaan beda fasa c menunjukkan hal serupa untuk indeks bias medium perambatan. Berdasarkan gambar model prisma di atas, redaman yang dialami berkas cahaya pada interferometer Mach Zehnder terjadi saat melewati medium udara, media semi pantul (D1 dan D2), lensa kolimator (L1 dan L2). Berkas diserap udara dan lensa-lensa tersebut kemudian berubah menjadi bentuk lain baik berupa panas maupun hamburan berkas. Timbulnya redaman tersebut tak dapat diperkirakan besarnya tergantung karakteristik lensa-lensa dan juga medium udara di sekitar interferometer.

B. Modulator Akusto-Optik
Suatu modulator eksernal acousto-optik (AOM), juga disebut sel Bragg, modulator ini menggunakan efek acousto-optik untuk pelenturkan dan pergeseran frekuensi cahaya menggunakan gelombang suara (biasanya di radio-frekuensi). Modulator ini digunakan dalam laser untuk Q-switching, dalam telekomunikasi untuk modulasi sinyal, dan dalam spektroskopi untuk kontrol frekuensi. Sebuah transduser piezoelektrik terpasang pada material seperti kaca. Sebuah drive sinyal listrik yang berosilasi agar transduser bergetar, yang menciptakan gelombang suara di kaca. Ini dapat dianggap sebagai perpindahan pesawat periodik ekspansi dan kompresi yang mengubah indeks bias. Sifat-sifat cahaya keluar AOM dapat dikontrol dalam lima cara:
1. Defleksi
Sebuah berkas difraksi yang muncul pada sudut θ yang tergantung pada panjang gelombang cahaya λ relatif terhadap panjang gelombang dari suara Λ.
 dalam rezim Bragg dan


dengan cahaya: normal terhadap gelombang suara, di mana m = ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... adalah urutan difraksi. Difraksi dari modulasi sinusoidal dalam kristal tipis hanya menghasilkan m = -1, 0, 1 difraksi perintah. Difraksi dalam kristal mengalir ketebalan medium menyebabkan difraksi perintah yang lebih tinggi. Dalam kristal tebal dengan modulasi lemah, hanya perintah phasematched adalah difraksi, ini disebut difraksi Bragg. Defleksi sudut dapat berkisar 1-5000 lebar balok (jumlah bintik-bintik diatasi). Akibatnya, lendutan yang ada biasanya terbatas pada puluhan milliradians.
2. Intensitas
 Jumlah cahaya difraksi oleh gelombang suara tergantung pada intensitas suara. Oleh karena itu, intensitas suara dapat digunakan untuk mengatur intensitas cahaya dalam berkas difraksi. Biasanya, intensitas yang difraksi menjadi m = 0 agar dapat bervariasi antara 15% sampai 99% dari intensitas cahaya masukan. Demikian pula, intensitas order m = 1 dapat bervariasi antara 0% dan 80%.
3. Frekuensi
Satu perbedaan dari difraksi Bragg adalah bahwa cahaya adalah hamburan dari pesawat bergerak. Konsekuensi dari hal ini adalah frekuensi f berkas difraksi dalam m ketertiban akan Doppler-bergeser dengan jumlah yang sama dengan frekuensi gelombang suara F.
Pergeseran frekuensi juga dibutuhkan oleh fakta bahwa energi dan momentum (dari foton dan fonon) yang kekal dalam proses. Pergeseran frekuensi yang khas bervariasi dari 27 MHz, untuk AOM lebih murah, sampai 400 MHz, untuk perangkat komersial negara-of-the-art. Dalam beberapa AOMs, dua gelombang akustik perjalanan di arah yang berlawanan dalam materi, menciptakan sebuah gelombang berdiri. Difraksi dari gelombang berdiri tidak pergeseran frekuensi cahaya difraksi.
4. Polarisasi
Kesegarisan akustik gelombang transversal atau gelombang longitudinal tegak lurus dapat mengubah polarisasi. Gelombang akustik menginduksi fase pergeseran-birefringent, seperti dalam sel Pockels. Filter merdu acousto-optik, terutama dazzler, yang dapat menghasilkan bentuk pulsa variabel, didasarkan pada prinsip ini [1].
Acousto-optic modulator jauh lebih cepat daripada perangkat mekanik khas seperti cermin yang dapat dimiringkan. Waktu yang diperlukan AOM untuk menggeser balok keluar dari dalam secara kasar terbatas pada waktu transit dari gelombang suara di balok (biasanya 5-100 nanodetik). Hal ini cukup cepat untuk menciptakan modelocking aktif dalam laser ultrafast. Ketika kontrol lebih cepat adalah modulator elektro-optik perlu digunakan. Namun, ini membutuhkan tegangan yang sangat tinggi (misalnya 10 kilovolts), sedangkan AOMs menawarkan jangkauan lebih lendutan, desain sederhana, dan konsumsi daya rendah (kurang dari 3 watt).
Sebuah modulator acousto-optic terdiri dari transduser piezoelektrik yang menciptakan gelombang suara dalam bahan seperti gelas atau kuarsa. Sebuah berkas difraksi cahaya dalam beberapa perintah. Dengan bergetar material dengan sinusoida murni dan miring AOM gelombang sehingga cahaya ini tercermin dari suara datar ke difraksi orde pertama, hingga 90% defleksi efisiensi dapat dicapai.
C. Modulator Magneto-Optik
Sebuah modulator cahaya magneto-optik spasial (MOSLM) adalah sebuah perangkat programmable real-time untuk modulasi amplitudo dan / atau fase dari sinyal optik dua dimensi pada kecepatan tinggi. Baru-baru ini, kami mengembangkan tegangan dorong bagi refleksi MOSLM dengan kristal jenis satu dimensi magneto-fotonik (MPC) struktur. The MOSLM didorong oleh tegangan dari film substrate. Untuk efek piezoelektrik tinggi, film substrate disimpan pada layer refleksi dilakukan dengan perlakuan panas. Oleh karena itu, untuk efisiensi optik tinggi, lapisan refleksi dalam tipe refleksi MPC harus memiliki ketahanan panas yang tinggi.
Sebuah modulator cahaya magneto-optik spasial (MOSLM) adalah dua dimensi elektrik SLM (spatial light modulator) berdasarkan pada efek magneto-optik yang dikenal sebagai efek Faraday. Efek Faraday adalah properti dari beberapa bahan transparan yang menyebabkan rotasi polarisasi cahaya melintasi melalui zat seperti ketika material terkena medan magnet. Sebuah MOSLM terdiri dari kotak persegi magnetis mesas bistable (piksel) yang dapat digunakan untuk memodulasi insiden cahaya terpolarisasi oleh efek Faraday. Keadaan setiap pixel dapat diaktifkan secara elektrik sehingga pola objek dapat ditulis ke dalam SLM menggunakan komputer. Dengan demikian, perangkat dapat berfungsi sebagai SLM yang dapat diprogram.
Struktur dasar dari MOSLM adalah sebuah bismut-doping film, magnetik besi-garnic film epitaxially yang diletakkan di atas substrat, kristal garnet transparan non magnetik. Film ini kemudian terukir di kotak persegi mesas magnetis bistable, dan garis drive sekarang didepositkan di antara mereka. Perangkat yang dihasilkan adalah matriks n x n pixel, seperti digambarkan pada gambar dibawah.
Ketika cahaya terpolarisasi linier terjadi pada perangkat, sumbu polarisasi cahaya ditransmisikan akan diputar 45 derajat searah jarum jam untuk keadaan magnetik. Bidang polarisasi diputar 45 derajat berlawanan arah jarum magnet bagi negara sebaliknya, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Keadaan magnetisasi sebuah piksel dapat diubah dengan mengirimkan arus listrik untuk dua garis berdampingan. Sebuah analyzer dapat mengubah rotasi polarisasi ke format output berguna. Jika analisa ini ditetapkan pada arah membuat sudut 45 derajat dengan sumbu polarisasi asli, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, hanya berlawanan arah jarum jam diputar cahaya dapat melewati analyzer tersebut. Jadi modulasi intensitas atau kecerahan sinar insiden akan diperoleh. Atau, sumbu analyzer dapat diatur tegak lurus dengan yang polarizer itu. Dalam hal ini, cahaya balok melewati magnet piksel di negara-negara yang berbeda akan memiliki amplitudo output sama tapi akan polarisasi arah yang berlawanan. Dengan kata lain, output dari magnet piksel dengan negara-negara yang berbeda memiliki perbedaan fasa 180 derajat, yang diinginkan untuk aplikasi tertentu pemrosesan sinyal optik.
Sebagai keadaan magnetisasi zat yang stabil, pada MOSLM memiliki kapasitas penyimpanan. Keadaan diaktifkan melalui arus listrik. Arus ini dapat menghasilkan panas, karena kerugian ohmik, yang membatasi kinerja MOSLM. Kecepatan switching dari domain magnetik itu sendiri dalam perangkat tersebut dapat sangat cepat, umumnya urutan puluhan nanodetik. Saat ini, 256 x 256 piksel MOSLM tersedia secara komersial. Jarak  70m, kecepatan frame ke pusat-pusat antara piksel biasanya sekitar 100-300 Hz, dan rasio kontras 300:1 pada panjang gelombang 633 nm. Kekurangan utama dari MOSLM adalah transmitansi yang rendah, yang hanya sekitar 5% untuk kebanyakan panjang gelombang laser. [5]



3.1.2         Internal Modulator
Ada dua sumber cahaya yang dikenal dalam komunikasi optik: Light Emitting Diode (LED) dan Illuminating Laser Diode (ILD) yang lebih sering disebut laser. Perbandingan karakteristik LED dan LASER:
A. Light Emitting Diode (LED):
1. Daya optik keluaran rendah.
2. Penguatan cahaya tidak ada.
3. Stabil terhadap suhu.
4. Disipasi panas kecil.
5. Arus pacu kecil.
6. Lifetime lebih sedikit.
7. Tidak compatible dengan fiber optik single mode sehingga tidak cocok untuk komunikasi jarak jauh (long haul).
B. Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation (LASER):
1. Daya optik keluaran besar.
2. Terdapat penguatan cahaya.
3. Kurang stabil terhadap suhu.
4. Disipasi panas besar.
5. Arus pacu besar.
6. Lifetime lebih lama.
7. Kompatible dengan fiber optik jenis single mode sehingga sangat cocok digunakan untuk komunikasi jarak jauh.
Dari perbandingan karakteristik di atas, maka diperoleh bahwa LASER mempunyai kriteria yang lebih baik dan lebih cocok untuk sistem yang digunakan daripada LED sebagai sumber cahaya.
Indirect modulation digunakan untuk sistem transmisi jarak jauh atau sistem transmisi dengan bit rate tinggi. Pada Indirect modulation, sumber optis memancar secara kontinyu dan perepresentasian data sinyal dilakukan dengan perangkat modulator eksternal. Tergantung pada sifat bahan yang digunakan untuk memodulasi sinyal, Indirect modulation dibagi menjadi  absorptive modulator dan refractive modulator.[5]

3.                  Multiplexing Optik

Multiplexing adalah teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal-sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing. Receiver atau perangkat yang melakukan Demultiplexing disebut dengan demultiplexer atau disebut juga dengan istilah Demux.[6]

3.1              Tujuan Muliplexing

Meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama.

3.2              Jenis Teknik Multiplexing

A. Time Division Multiplexing (TDM) :
Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving). Menggunakan metoda character interleaving, multiplexer akan mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersamasama sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Menggunakan metoda bit interleaving, multiplexer akan mengambil satu bit dari setiap cannel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap menggunakan waktu untuk cannel yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini merugikan penggunaan kabel secara maksimun. Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak memerlukan guardband jadi bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini tidak sekompleks teknik FDM. Teknik TDM terdiri atas :
§  Synchronous TDM.
Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang menerapkan teknik Synchronous TDM dijelaskan secara skematik pada gambar
Gambar 5. Synchronous TDM
§  Asynchronous TDM
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan. Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead pada Asynchronous TDM. Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous TDM.

Gambar 6. Frame Asynchronus TDM


B. Frequency Division Multiplexing (FDM)
Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km. FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda). Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana beberapa channel TV terdapat beberapa
chanel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur channel) untuk gelombang yang dikehendaki. Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga bertindak sebagai modem (membuat permodulatan terhadap data digital). [6]
Kelemahan Modem disatukan dengan multiplexer adalah sulitnya meng-upgrade ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi (seperti teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat).
Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data, frekuensi yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak tergunakan dan ini merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian (terutama dibandingkan dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan frekuensinya. Kelemahan lain adalah kerana bandwidth jalur atau media yang dipakai bersama-sama tidak dapat
digunakan sepenuhnya, kerana sebagian dari frekuensi terpaksa digunakan untuk memisahkan antara frekuensi channelchannel yang ada. Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband.
Gambar 7. FDM
Pengalokasian kanal (channel) ke pasangan entitas yang berkomunikasi diilustrasikan pada gambar dibawah ini :
Gambar.8 Contoh penerapan FDM dengan 4 pengguna

C. Code Division Multiplexing (CDM)
Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai berikut :
1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit) yang disebut chip spreading code.
2. Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.
3. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.
4. Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.
5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.


D. Wavelength Division Multiplexing (WDM).
Teknik multiplexing ini digunakan pada transmisi data melalui serat optik (optical fiber) dimana sinyal yang ditransmisikan berupa sinar. Pada WDM prinsip yang diterapkan mirip seperti pada FDM, hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang (wavelength) sinar. Sejumlah berkas sinar dengan panjang gelombang berbeda ditransmisikan secara simultan melalui serat optik yang sama (dari jenis Multi mode optical fiber).
Gambar 9. Wavelenght Division Multiplexing.

E. Optical code Division Multiplexing.
Prinsip yang digunakan pada ODM serupa dengan CDM, hanya dalam hal ini yang dikode adalah berupa sinyal analog (sinar) dengan pola tertentu. Sejumlah berkas sinar dengan pola sinyal berbeda ditransmisikan melalui serat optik dengan menggunakan prinsip TDM (berupa temporalspectral signal structure). Di sisi penerima setiap berkas sinar tersebut akan diinterpretasi untuk setiap pasangan pengguna untuk memperoleh kembali data yang dikode tersebut dengan cara mengenali terlebih dahulu pola sinyal yang digunakan.






      

DAFTAR REFERENSI


x
[1]
Yulian, Didin,  "Perancangan dan Implementasi Perangkat Visible Light Communication sebagai Tranceiver Video", Jurnal, Teknik Elektro Telekomunikasi Terapan, Telkom University, Bandung, Indonesia, 2015.
[2]
Yudhabrama, Menggala. "Perancangan dan Analisis Pengiriman Data Digital Berbasis Visible Light Communcation", Skripsi, Teknik Elektro Telekomunikasi, Telkom University, Bandung, Indonesia, 2017.
[3]
Tech In Asia. (2015, 30 November). Li-Fi, Teknologi Lampu yang Mampu Mengirim Data 100 Kali Lebih Cepat Dibandingkan Wi-Fi. Diperoleh 18 Oktober 2017, dari  https://id.techinasia.com/li-fi-masa-depan-teknologi-komunikasi-nirkabel
[4]
Amiruddin, " Implementasi Sistem Komunikasi Video Menggunakan VLC", Makalah, Teknik ELektro, Mercu Buana, Indonesia, 2015.
[5]
Taufiq, Firman. "Modulator Optik", Fakultas Matematika dan Ilmu Trerapan, Universitas Padjajaran, Bandung, Indonesia
[6]
Wahyuni Tri. "Multiplexing",  Fakultas Elektro, Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia, 2015
x

Comments